Siapakah wanita pertama yang masuk surga ??

February 21, 2017
--LETAKAN KODE UNIT ADSENSE HASIL PARSE DISINI--
Mungkin pernah terbersit dalam pikiran anda sebuah pertanyaan “Siapa sih wanita yang pertama masuk surga di akhirat kelak??”. Sebuah pertanyaan iseng yang kalo dipikir-pikir sih ternyata membuat kita penasaran juga ya. Jika anda penasaran saat ini, itu merupakn hal yang wajar. 


Mengapa kita perlu mengetahui riwayat kisah ini, tentunya sebagai pandangan untuk kita lebih dalam mengenal hal-hal mengenai kisah islam yang akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi kehidupan kita. Tidak sedikit dari kita menduga bahwa wanita yang pertama kali masuk surga nantinya adalah Siti Fatimah, ada juga yang mengira ibunda Beliau yaitu Siti Khadijah, Siti Aisyah, atau mungkin salah satu dari kaum kerabat Rasulullah SAW. Ternyata jawabnnya bukan. Dalam sebuah kisah dan pencerahan agama dijelaskan bahwa wanita yang nantinya pertama kali akan masuk surga yaitu seseorang yang bernama "Muti’ah". Mengapa Muti'ah. Mari kita simak riwayatnya berikut ini. 

Pada suatu masa istri Baginda Rasulullah SAW yaitu Siti Fatimah pernah menanyakan hal ini kepada Beliau. Kemudian Beliau memberi tahu bahwa Muti'ah lah wanita yang masuk surga pertama kali nantinya. Kemudidan Beliau pun menyuruh istrinya untuk mengetahui dan mendatangi Muti'ah. Dengan rasa penasaran yang tinggi, Siti Fatimah pergi untuk menemui wanita yang bernama Muti’ah. Rasa penasaran dan beberapa pertanyaan muncul dalam fikirannya, amal apakah yang bisa membuat wanita ini bisa masuk surga pertama kali? 

Setelah menelusuri dan bertanya sampailah dia ketujuan pencariannya..rumah Muti’ah tersebut. Niat hati ingin bersilaturahmi ke rumah Muti'ah dan untuk melihat lebih dekat kehidupan atau keseharian wanita tersebut. Siti Fatimah pergi tidak sendirian, dia membawa anaknya yang masih kecil yang bernama Hasan. 

Sesampai tepat didepan rumah Muti'ah, dengan rasa penasaran yang tinggi karena sebentar lagi akan melihat wanita tersebut, Siti Fatimah pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah tersebut. 

Tok...tok...tok, "Assalamualaikum", ucap Siti Fatimah. "Waalaikumsalam" jawab Siti Fatimah dari dalam rumah sambil melontarkan pertanyaan "siapa ya diluar"?” sahut Muti’ah, namun dia tidak membuka pintu rumahnya.“Saya adalah Fatimah, putri dari Rasulullah” jawabnya dari luar.“Oooh, begitu. Ada keperluan apa ya?”. “Saya hanya berkunjung saja” Siti Fatimah menjelaskan. Kemudidan Muti'ah bertanya “Anda seorang diri atau bersama dengan orang lain?”. Siti Fatimah pun menawab “Saya hanya bersama dengan Hasan, dia aladah anak saya?”. Kemudian suasan hening..! Tiba-tiba dari dalam rumah terdengar suara Muti'ah yang berkata “Maafkan saya Fatimah, saya tidak bisa menemuimu karena Saya tidak dobolehkan oleh suami saya untuk menerima tamu laki-laki”. Siti Fatimah pun mencoba mayakinkan kepada Muti'ah “Tetapi Hasan kan masih anak-anak”. Meskipun anak-anak, tapi dia laki-laki juga. Jawab Muti'ah. "Maaf kan saya". Kendati demikian Muti'ah tetap memberikan peluang kepada Siti Fatimah, Kembalilah besok saudariku, karena saya akan meminta izin dulu kepada suami saya”. Dengan rasa kecewa Siti Fatimah mengatakan “Baiklah kalau begitu”. Waalaikumsalam, Ia pun berlalu meninggalkan rumah tersebut. 

Hari berikutnya, Siti Fatimah pun kembali menjalankan niatnya untuk bertemu Muti'ah dan berkunjung ke rumah Muti’ah. Namun kedatangannya kali ini selain bersama Hasan, saudara kembar Hasan yaitu Husein pun ikut bersamanya. Siti Fatimah terpaksa membawa kedua anaknya dikarenakan Husein merengek meminta ikut dengan mereka. Masih dengan rasa penasaran, akhirnya merekapun sampai dirumah Muti’ah. Assalamualikum, "sahut Siti Fatimah" dari luar rumah. "Waalaikumsalam" balas Muti'ah dari dalam, engkau kah itu siti Fatimah? saya sudah bertanya kepada suami saya, dan beliau sudah memberi izin bagi Hasan. Namun Siti Fatimah pun menjelaskan “maaf Muti’ah, Husein ikut bersama kami, tadi dia merengek meminta ikut ketika kami hendak pergi. Hooo...begitu, “apakah Dia perempuan?” tanyanya. “Bukan, dia laki-laki juga”. Muti'ah pun diam menarik nafas untuk mengatakan keberatannya. “maakan saya, saya belum memintakan izin bagi Husein, karena yang dikasih izin saat itu hanyalah Hasan”. Siti Fatimah pun sedikit jengkel dan berkata “tapikan dia juga masih anak-anak”. Tetap sama kata Muti'ah “meskipun dia anak-anak, namun dia laki-laki juga. Maaf,,saya tidak bisa. Kembalilah esok!”. Dengan rasa kecewa untuk kedua kalinya  Siti Fatimah pun pergi sambil berkata "Baiklah". 

Ternyata rasa penasaran dalam hatinya masih kuat, meskipun dengan sedikit kekecewaan, Siti Fatimah pun tidak pantang menyerah untuk menemui Muti'ah, untuk mengetahui apa yang menyebabkan wanita yang akan dikunjunginya tersebut yang akan masuk surga pertama kali.

Keesokan harinya Siti Fatimah dan kedua putranya kembali mengunjungi kediaman Muti'ah. Kedatangan mereka disambut oleh Muti'ah dan mempersilahkan mereka masuk Karena suaminya telah memberikan izin. Siti Fatimah merasa senang karena inilah kesempatan bagi dirinya untuk mengetahui tentang wanita tersebut.

Singkat cerita, setelah Siti Fatimah berkunjung dan berbincang, dia masih bingung karena wanita yang bernama Muti’ah sama juga seperti dirinya dan wanita lain umumnya. Mengerjakan ibadah shalat dan ibadah lainnya. Sehingga dia belum menemukan perbedaan yang signifikan. Siti Fatimah masih menyimpan rasa penasaran. Ketika sedang mengobrol, Muti’ah pun meminta izin karena ada keperluan yang harus dilakukannya.

“Maaf Fatimah, saya harus ke ladang!”. Kata Muti'ah. “Ada keperluan apa?” Siti Fatimah, bertanya. “Saya harus mengantarkan makanan ini kepada suami saya”. Siti Fatimah pun memeahaminya dan membiarkannya. Namun, dia sempat bingung saat Muti'ah mau membawakan makanan, dia juga membawa sebuah cambuk. Terbesit pertanyaan dalam hatinya, “Untuk apa cambuk ini, Muti’ah?” dia menanyakan sambil penasaran.  “ini kebiasaan saya semenjak dulu” jawabnya. Siti Fatimah pun dibuat semakin penasaran. “maukah engkau menceritakan kepadaku tentang cambuk tersebut!”. Muti'ah memahami kebingungannya dan dia berusaha menjelaskannya “Begini Fatimah, setiap hari suamiku pergi ke ladang untuk bercocok tanam. dan disaat itu pula aku mengantarkan makanan untuknya beserta sebuah cambuk. Ketika suamiku selesai memakannya, aku pun menanyakan kepadanya apakah makanan yang kubuat ini enak atau tidak, apakah suamiku seneng atau tidak. Jika ada dia menjawab tidak enak, maka akan aku ikhlaskan diriku untuk dicambuk oleh suamiku sebagai hukumannya. Aku melakukan ini agar suamiku rido dengan diriku. Tentu saja melihat tingkah lakuku ini, suamiku tersentuh hatinya. Ia rido atas diriku dan aku juga rido atas dirinya”

Siti Fatimah dibuat tercengang sambil berkata “Masya Allah sungguh mulia sikapmu, demi menyenangkan suami dirimu rela melakukan hal demikian, Muti’ah?”

Sambil tersenyum Muti'ah pun menjawab. “Dalam hidup ini saya hanya memerlukan rido suami, bagiku istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan sang suami juga rido kepada istrinya”

Kini Siti Fatimah memahami, “ternyata inilah rahasia itu”. Muti'ah mendengar Siti Fatimah berbicara sendiri dan juga kebingungan sambil berkata “Rahasia apa ya Fatimah?” Mutiah juga penasaran. Dia pun mulai menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa wanita yang diperkenankan masuk surga untuk pertama kalinya dikahir zaman itu adalah dirimu Muti'ah. Sekarang aku memahami ini semua karena baktimu yang tinggi kepada suami yang sholeh.”

Begitulah kisah yang pernah diriwayatkan, mungkin ketaatan Muti'ah kepada suami yang sholeh yang menjadikan dia wanita pilihan. Namun untuk kebenaran kisa ini, masih menjadi simpang siur dikarenakan belum ada dalil yang menjelaskan cerita ini. Sebagai manusia biasa, hal positif lah yang dapat kita petik dari pelajaran kisah ini.Semoga tulisa ini bermanfaat untuk kita semuanya. Aamiin Ya Robb....., 
--LETAKAN KODE UNIT ADSENSE HASIL PARSE DISINI--
Previous
Next Post »