Jangan sepelekan mereka yang ada disekitarmu, do'a mereka adalah kunci suksesmu

December 18, 2011
--LETAKAN KODE UNIT ADSENSE HASIL PARSE DISINI--

Kisah berikut mungkin bisa menjadi inspirasi dan motivasi kita dalam menyikapi kehidupan ini. Dikisahkan ada dua orang laki-laki kakak beradik yang hidup bersama dari semenjak kecil dirumah peninggalan orang tuanya. Mereka bekerja di sebuah pabrik kecap dan keduanya sama-sama tekun dalam mempelajari agama Islam, selalu berusaha mengamalkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupan sehari-hari. Selama menimba ilmu,mereka hanya berjalan kali untuk pergi ke rumah guru pengajiannya dengan jarak tempuh sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Hari demi hari mereka lalui bersama. Sebagai manusia yang selalu memiliki keinginan mereka bekerja keras untuk dapat mewujudkan impiannya dan bisa hidup dengan layak. Kakaknya selalu berdo’a, memohon keapada ALLAH SWT agar diberikan rezeki bisa membeli sebuah mobil dan dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk pergi mengaji. 

Singkat cerita, seiring waktu do'a sang kakak dikabulkan oleh Allah SWT", mereka sekarang memiliki sebuah mobil pribadi hasil dari bonus perusahaan tempatnya bekerja. Sang kakak semakin giat bekerja dan kembali berdo'a kepada ALLAH SWT, memohon diberikan seorang istri yang sempurna mendampingi hidupnya dan menyempurnakan agama ALLAH. Sungguh mulia cita-cita sang kakak, dan akhirnya Allah SWT pun mengabulkan keinginannya bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.

Laykaknya manusia yang selalu menginkan lebih untuk kehidupannya, dia terus bekerja keras dan berdo'a untuk keinginan-keinginan lainnya. Dia memohon kepada Allah agar bisa memiliki sebuah rumah pribadi yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Allah mengabulkan semua do’anya dan keinginannya itu.

Dilain waktu ternyata sang Adik masih tetap dengan kehidupan lamanya dan tidak ada perubahan sama sekali. Hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Menjalani hari-hari yang sama, termasuk pengajian yang dulu selalu mereka ikuti. Namun kakaknya sekarang menjadi sibuk dengan pekerjaannya dan sudah tidak sempat lagi mengikuti pengajian. 

Suatu ketika sang Kakak teringat dengan adiknya, timbul pertanyaan dalam hatinya bagaimana nasib adiknya, dia merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan adiknya. Yang dia ingat adiknya hanya membaca selembar kertas saat ketika sedang berdo’a, sambil mengelengkan kepala dia berkata dalam hati ini menandakan adikku tidak pernah hafal bacaan dalam berdo’a. Kesokan harinya dia pun mengunjungi adiknya sambil melepas kangen dan melihat rumah tempat tinggalnya dulu. Dia berjumpa dengn adiknya dan mereka pun lama mengobrol sambil melepaskan kerinduan, tak lupa sebagai seorang kakak dia merasa perlu memberikan suntikan moril kepada adiknya, menasihati adiknya supaya selalu berdo’a kepada Allah SWT, bekerja lebih giat, dan membersihkan hatinya. Dia merasa adiknya masih memiliki hati yang kotor, inilah yang menyebabkan do’a-do’a sang adik selama ini tiadak dikabulkan oleh Allah SWT. Disi lain adik merasa bangga memiliki kakak seperti ini peduli dan perhatian terhadapnya, dia merasa sangat bersyukur terlebih dia merasakan kakak yang begitu menyayanginya.

Hari terus berlalu, ternyata ditengah perjalanan kehidupan mereka sang adik adik lebih dulu dipanggil ALLAH SWT, dia meninggal dunia. Mengetahui berita itu, kakak pun merasa sedih, yang membuat dia lebih sedih adiknya belum bisa mencapai kesuksesan seperti dirinya dan belum bisa seperti apa yang dia rasakan sekarang ini, tidak ada perubahan nasibnya. Dia tetap merasa dan yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do’anya tak pernah terkabul. 

sepeninggalan adiknya, kakaknya pun harus membereskan rumah peninggalan orang tuanya itu. Sebelum meninggal sang adik beramanah kepada kakaknya agar rumah orang tua mereka nantiya dijadikan sebuah mesjid. Ketika sedang mebersihkan rumah tersebut dia melihat selembar kertas terlipat dalam sajadah, dia sangat mengenali kertas itu. Dibukanya kertas tersebut dan dilihatnya berisi tulisan berisi do’a diantaranya Surat Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka, do’a selamat, dan do’a diakhir yang berisi : “Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu, Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku, bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku didunia dan akhirat,”

Betapa terkejutnya sang kakak melihat isi akhir do'a itu tak disangkanya ternyata selama ini adiknya tak pernah sekalipun berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya, berlinanglah air mata dan haru biru memenuhi dadanya.

Sobat dari kisah ini, kita dapat menarik pelajaran berharga baik untuk saya pribadi maupun untuk pembaca, bahwa kita sering menganggap, saat Allah mengabulkan semua keinginan, harapan, dan do'a kita, kita merasa bahwa diri kita lebih baik ibadahnya dan semua itu terjadi atas permohonan kita sendiri, sehingga Allah mau mengabulkannya. Mungkin seringkali kita membandingkan dengan orang yang kurang beruntung, menganggap mereka tidak sungguh-sungguh dan benar dalam beribadah. Padahal merekalah yang kita anggap rendah, justru mereka yang selalu mendo'akan kita dan berandil besar atas kesuksesan kita tanpa kita sadari bahkan sampai orang tersebut tiada dalam kehidupan kita lagi. Baik itu mama kita, bapak kita, adik kita, maupun kakak kita semua yang dekat dengan kehidupan kita. 

Ampuni ya ALLAH atas kelemahan diri ini terkadang sering lupa dan lalai, dan izinkan aku untuk membahagiakan orang-orang yang selalu berada disekitarku dan sangat kusayang.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita intropeksi diri lagi (terutama saya pribadi) dan tidak pernah menyepelekan orang-orang yang ada disekitar kita yang justru lebih menyayangi kita.

--LETAKAN KODE UNIT ADSENSE HASIL PARSE DISINI--
First